Alam Sumatera Barat yang indah dengan perpaduan rangkaian pegunungan bukit barisan, ngarai, dan sungai-sungai yang mengalir menyimpan nilai-nilai kearifan lokal. Berkah kekayaan alam berupa air baik berupa sungai, rawa, maupun danau banyak mempengaruhi kehidupan masyarakat ranah minang. Salah satu kearifan lokal yang hingga kini masih tetap lestari dalam kehidupan masyarakat adalah pemanfaatan sumberdaya air untuk pengembangan "ikan larangan".
"Ikan larangan" bagi masyarakat Sumatera Barat sudah dilakukan turun-temurun, dimana berdasarkan kesepakatan bersama seluruh masyarakat ditetapkan sungai, rawa, atau sumber air lainnya selama kurun waktu tertentu ikan yang ditebar tidak boleh di panen. Komitmen ini dipegang teguh seluruh masyarakat sampai waktu yang ditentukan karena jika dilanggar mereka percaya ada konsekuensi yang akan di terima seperti sakit. Jika waktu yang telah ditentukan tiba, biasanya saat Idul Fitri, pihak pemangku adat dan aparat nagari melaksanakan ritual membuka larangan bersama-sama masyarakat dimana hasil yang diperoleh digunakan untuk kepentingan masyarakat dan kas nagari.
Kearifan lokal ini mengandung nilai-nilai luhur baik dari segi konservasi sumberdaya alam maupun penguatan kemampuan masyarakat dalam membangun kebersamaan dalam mengelola sumberdaya alam yang ada disekitar mereka.
Semoga nilai-nilai luhur ini dapat terus di pertahankan dan dikembangkan.
Jelajah Negeri
Menguak Potensi Kearifan Lokal Nusantara
Rabu, 19 Oktober 2011
Sabtu, 06 Agustus 2011
Ekor Naga "Alternatif Pengobatan Kanker"
Penyakit Kanker merupakan salah satu penyebab utama kematian di negara berkembang. Jika mendapat perawatan sejak awal penyakit ini dapat disembuhkan. Namun bagi sebagian besar orang di negara berkembang seperti di Indonesia, penyakit yang satu ini cukup "menakutkan" karena ancaman kematian disatu sisi, dan disisi lain biaya pengobatan yang relatif "mahal".
Dibeberapa daerah di Indonesia, dengan kearifan lokal yang dimiliki mereka memanfaatkan sumberdaya alam yang ada untuk mengobati penyakit tersebut. Tanaman ekor naga (Rhaphidophora pinnata Schott)yang dibeberapa daerah memiliki sebutan tersendiri seperti keladi kanker (sumatera barat), samblung (bali), jalu mampang (jawa), dan lolo munding (sunda)merupakan tanaman merambat yang besar, memanjat, dengan tinggi 5-15 m, daun berbentuk bulat memanjang, daun berbagi-bagi, mempunyai toreh, dan mempunyai akar pelekat dan akar gantung.
Masyarakat memanfaatkan tanaman ini untuk mengobati kanker, yaitu dengan meminum rebusan daun tanaman ini secara rutin. Cara pengobatan herbal ini merupakan alternatif selain pengobatan konvensional yang umumnya memerlukan biaya yang relatif "mahal". Semoga dimasa datang, penelitian terkait potensi tanaman ini untuk pengobatan kanker dengan biaya yang murah dapat dilakukan...
Langganan:
Postingan (Atom)